Jika suatu saat nanti kau jadi ibu,
Ketahuilah bahwa telah lama umat menantikan
ibu yang mampu melahirkan pahlawan seperti Khalid bin Walid
Jika suatu saat nanti kau jadi ibu,
jadilah seperti Asma’ binti Abu Bakar yang menjadi inspirasi dan mengobarkan motivasi anaknya untuk terus berjuang melawan
kezaliman.
“Isy kariman au mut syahiidan! (Hiduplah mulia,atau mati syahid!),” kata Asma’ kepada Abdullah bin Zubair.
Maka Ibnu Zubair pun terus bertahan dari gempuran Hajjaj bin Yusuf as-Saqafi,
ia kokoh mempertahankan keimanan dan kemuliaan tanpa mau tunduk kepada kezaliman. Hingga akhirnya
Ibnu Zubair syahid.
Namanya abadi dalam sejarah syuhada ’ dan kata-kata Asma’ abadi hingga kini.
Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah seperti
Nuwair binti Malik yang berhasil menumbuhkan kepercayaan diri dan mengembangkan potensi anaknya.
Saat itu sang anak masih remaja. Usianya baru13 tahun.
Ia datang membawa pedang yang panjangnya melebihi panjang tubuhnya, untuk ikut perang badar
Rasulullah tidak mengabulkan keinginan remaja itu.
Ia kembali kepada ibunya dengan hati sedih.
Namun sang ibu mampu meyakinkannya untuk bisa berbakti kepada Islam dan melayani
Rasulullah dengan potensinya yang lain.
Tak lama kemudian ia diterima Rasulullah karena kecerdasannya, kepandaiannya menulis dan
menghafal Qur’an.
Beberapa tahun berikutnya, ia
terkenal sebagai sekretaris wahyu.
Karena ibu, namanya akrab di telinga kita hingga kini: Zaid bin Tsabit.
Jika suatu saat nanti kau jadi ibu,
jadilah seperti Shafiyyah binti Maimunah yang
rela menggendong anaknya yang masih balita ke masjid untuk sholat Subuh berjamaah.
Keteladanan dan kesungguhan Shafiyyah mampu membentuk karakter anaknya untuk taat
beribadah, gemar ke masjid dan mencintai ilmu.
Kelak, ia tumbuh menjadi ulama hadits dan imam Madzhab.
Ia tidak lain adalah Imam Ahmad.
Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah ibu
yang terus mendoakan anaknya. Seperti Ummu Habibah.
Sejak anaknya kecil, ibu ini terus mendoakan anaknya. Ketika
sang anak berusia 14 tahun dan
berpamitan untuk merantau mencari ilmu, ia berdoa di depan anaknya: “Ya Allah Tuhan yang menguasai seluruh alam! Anakku ini akan meninggalkan aku untuk berjalan jauh, menuju
keridhaanMu.
Aku rela melepaskannya untuk menuntut ilmu
peninggalan Rasul-Mu. Oleh karena itu aku bermohon kepada-Mu ya Allah, permudahlah urusannya. Peliharalah keselamatannya,
panjangkanlah umurnya agar aku dapat melihat sepulangnya nanti dengan dada yang penuh dengan ilmu yang berguna, amin!”.
Doa-doa itu tidak sia-sia. Muhammad bin Idris,
nama anak itu, tumbuh menjadi ulama besar.
Kita mungkin tak akrab dengan nama aslinya,
tapi kita pasti mengenal nama besarnya: Imam Syafi'i.
Jika suatu saat nanti kau jadi ibu,
jadilah ibu yang menyemangati anaknya untuk menggapai cita cita
Seperti ibunya Abdurahman
Sejak kecil ia menanamkan cita-cita ke dalam dada anaknya untu
menjadi imam masjidil haram
dan ia pula yang menyemangati anaknya untuk mencapai cita cita itu
“Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah menghafal kitabullah kamu adalah Imam Masjidil Haram"
katanya memotivasi sang anak.
“Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah, kamu adalah imam masjidil haram…”, sang ibu
tak bosan-bosannya mengingatkan.
Hingga akhirnya Abdurrahman benar-benar
menjadi imam masjidil Haram dan ulama dunia yang disegani.
Kita pasti sering mendengar
murattalnya diputar di Indonesia, karena setelah menjadi ulama anak itu terkenal dengan nama
Abdurrahman As-Sudais.
Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah orang yang pertama kali
yakin bahwa anakmu pasti sukses
Dan kau menanamkan keyakinan yang sama pada anakmu.
Seperti ibunya Zewail yang sejak
anaknya kecil telah menuliskan “Kamar DR Zewail” di pintu kamar anak itu. Ia menanamkan kesadaran
sekaligus kepercayaan diri.
Diikuti keterampilan mendidik dan membesarkan buah hati, jadilah Ahmad Zewail seorang doktor.
Bukan hanya doktor, bahkan doktor terkemuka di dunia. Dialah doktor Muslim penerima Nobel
bidang Kimia tahun 1999.
Selamat Hari Ibu..
Terutama untuk ibuku dan untuk istriku, ibu dari anak-anakku.
Ibu yang senantiasa memberikan cinta untuk anak-anaknya
0 comments:
Post a Comment